Akhir November lalu dunia sosial media dikejutkan dengan berita tentang pasien klinik jiwa yang baru berusia enam tahun di sebuah rumah sakit di Jakarta. Terlepas dari berita tersebut benar atau hoax tekanan jiwa bisa menyerang tanpa pandang usia. Tekanan jiwa yang diderita pada usia muda bisa disebabkan oleh pengaruh lingkungan maupun orang tua.
Stress Pada Anak-anak Usia Sekolah
Kabar tentang stress yang dialami anak usia enam tahun akibat terlalu banyak mengikuti les sekilas terdengar mengada-ada. Namun jika ditelusuri lebih jauh tekanan jiwa dapat menyerang siapapun tanpa mengenal jenis kelamin dan usia. Stress dan depresi terjadi karena seseorang berada dalam kondisi yang membuatnya tidak bahagia. Kondisi tersebut bisa timbul karena kekecewaan, ketakutan, kekhawatiran tidak mencapai ekspektasi atau kelelahan di luar batas.
Dunia anak-anak seharusnya dunia penuh keceriaan. Anak-anak usia dini tidak selayaknya dituntut mencapai berbagai macam prestasi. Pembelajaran dan pembekalan ilmu pengetahuan serta ketrampilan berbahasa hendaknya disampaikan melalui cara yang menyenangkan. Menjejali anak-anak dengan berbagai kursus dengan harapan mereka memiliki kemampuan untuk bersaing dan tidak ketinggalan zaman bukan tindakan bijaksana. Alih-alih meraih prestasi anak-anak dengan aktivitas belajar berlebihan bisa menimbulkan gangguan kejiwaan yang disebut sebagai mental hectic.
Mental hectic bisa terjadi karena anak-anak merasa masa bermainnya tersita untuk aktivitas belajar. Mereka merasa tertekan dan tidak menikmati periode yang seharusnya penuh dengan kegembiraan. Gangguan kejiwaan pada anak-anak karena beban pelajaran dapat ditandai berbagai gejala seperti halusinasi, gangguan perilaku, mengompol, berbicara melantur dan ketakutan tanpa sebab.
Tips Menghindarkan Anak dari Stress
Hidup membutuhkan keseimbangan. Dunia anak adalah dunia bermain tanpa meninggalkan pengajaran budi pekerti dan dasar-dasar pengetahuan. Agar anak tidak mudah tertekan orang tua perlu memahami dunia anak. beberapa tips yang perlu diperhatikan adalah:
- Menghindari anak terlalu lama belajar di kelas. Usia terlalu dini untuk masuk sekolah adalah salah satu faktor pemicunya
- Menghindari tuntutan agar anak meraih prestasi tertentu. Biarkan anak mengoptimalkan bakat dan kemampuan
- Menghindari memaksakan anak-anak untuk terus belajar sementara mereka menunjukkan gejala jenuh. Berikan waktu untuk bermain di sela waktu belajar atau jam sekolah.
Anak-anak memiliki keunikan tersendiri. Orang tua yang bijak tidak membebani anak dengan berbagai tuntutan. Namun mendukung anak-anak mengembangkan bakat dan kemampuan serta membimbing di jalan yang benar.