Badan yang terlalu gemuk atau obesitas adalah salah satu penyebab timbulnya berbagai macam penyakit seperti diabetes, hipertensi dan kolesterol. Namun, jika berat badan bertambah berat selama terjadi kehamilan, seorang wanita harus berhati-hati karena obesitas yang terjadi selama kehamilan dapat berdampak serius pada ibu dan janin. Apakah dampak serius tersebut?
Menurut sebuah penelitian? seorang wanita yang menderita obesitas sebelum dan selama hamil akan meningkatkan resiko melahirkan bayi yang prematur, terutama yang terjadi sebelum usia kehamilan 28 minggu.
“Sampai saat ini, orang-orang telah berpikir bahwa kelahiran prematur terjadi setidaknya tiga minggu lebih awal dari waktu kelahiran normal. Tetapi, tidak sesederhana itu, kelahiran lebih awal bukanlah salah satu penyebab bayi lahir prematur,” kata professor of paediatrics, Garry Shaw dari Stanford University School of Medicine, Amerika Serikat, dikutip Indianexpress, Minggu (29/6/2014). Maksud profesor tersebut adalah, penyebab bayi lahir prematur bukan karena bayi lahir lebih cepat dari prediksi kehamilan, tetapi lebih disebabkan oleh faktor ibu sebagai tempat perkembang biakan janin yang sudah tidak kondusif lagi untuk proses tumbuh kembang janin.
Lalu apa yang sebaiknya yang para ibu hamil lakukan? Caranya adalah jaga pola makan seimbang, makan yang cukup dan seimbang lebih baik dibandingkan banyak makan. Terlalu banyak makan akan menyebabkan penumpukan kadar karbohidrat, gula dan lemak di dalam tubuh. Kelebihan zat makanan ini juga tidak akan diambil oleh janin, malah penumpukan lemak yang berlebid di area perut justru akan menekan perut dan membatasi ukuran rahim dan janin.
Kurangi memakan makanan yang manis, jangan paksakan memakan sesuatu dengan alasan 'ngidam'. Pastikan untuk selalu banyak minum dan menimbang berat badan agar berat badan selalu terkontrol. Kenaikan berat badan 5-10 kg masih ditoleransi oleh tubuh dan sebisa mungkin untuk tidak lebih dari ukuran tersebut.